Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUDGETING DAN MANAGEMENT UTANG UNTUK SANDWICH GENERATION

 

Ngomongin tentang utang itu emang asyik banget, ya. Nggak bakal selesai karena hampir dari kita semua pernah utang. Bener nggak nih? Siapa di antara kita yang belum pernah utang? Kalau iya, aku acungin jempol deh.

Sharing kali ini aku akan membahas seputar budgeting dan managemen utang untuk sandwich generation. Sharing kali ini aku dapatkan dari kuliah WhatsApp Ibu-Ibu Canggih X Pina dengan expert Eko Endarto, CFP (Koki Duit, Certified Financial Planner). Menarik? Lanjut baca, ya.

Manajemen Utang | Ibu2 Canggih x Pina

Utang itu pisau bermata dua, kalau dipakai untuk hal-hal produktif seperti buka usaha/berjalanya bisnis, itu tidak masalah. Namun, bisa jadi masalah kalau hanya digunakan untuk keinginan semata yang sebenarnya kita tidak terlalu butuh-butuh barang-barang tersebut.

Contohnya seperti beli handphone terbaru padahal baru setahun yang lalu ganti handphone demi mengikuti trend masa kini. Atau membeli pakaian diskon menggunakan pay later, tapi pembayarannya menunggak, malahan kena denda plus bunga pinjaman yang menggulung dan membesar.

Nah, utang yang baik itu seperti apa sih? Coba dipikir lagi. Yup! Utang yang baik itu kalau digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti rumah, kendaraan yang bisa kita manage paling tidak besaran cicilannya <30% dari total income. Masih ingat? Sering banget kita bahas ini sebelumnya.

Untuk itu, kita harus waspada dalam memilih hal-hal mendesak, mana yang bisa jadi alasan kita berutang. Idealnya, besaran utang/cicilan <30% dari pendapatan atau kita sebut sebagai Rule of Thumb. Lalu kalau utang sudah terlanjur lebih dari 30%, bagaimana?

Utang | Ibu2 Canggih x Pina

Lakukan budgeting ulang dan membuat list utang mana saja yang bisa dilunasi segera. Sebagai contoh, utang kartu kredit, KTA, pay later, akan lebih bijaksana jika dilunasi sesegera mungkin dan jangan gunakan kembali sampai cicilan mencapai <30% dari income/pendapatan.

Apabila utang dengan bunga terbesar, seperti rumah dan kendaraan, lebih baik tetap bertahan saja karena perhitungan dendanya juga ketika kita buru-buru melunasinya.

Budgeting 101 | Ibu2 Canggih x Pina

Budgeting merupakan perkiraan pendapatan dan pengeluaran selama periode waktu tertentu di masa depan dan biasanya disusun & dievaluasi kembali secara berkala.

Dengan melakukan budgeting kita dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus segera dipenuhi dan yang masih bisa menunggu karena penting bagi kita menyusun prioritas berdasarkan income atau pendapatan.

Dengan tidak mengetahui arus kas, tanpa disadari kita bisa menempatkan diri pada situasi keuangan yang buruk.

Rule of Thumb ala Pina | Ibu2 Canggih x Pina

Untuk bisa memahami arus kas dengan lebih baik, kita bisa melakukan beberapa hal, yaitu :

1. RUTIN FINANCIAL CHECK UP

Rutin melakukan financial check up itu mudah loh. Kita balik lagi ke materi bagaimana cara mengetahui Net Worth (kekayaan bersih) kita. Rumusnya adalah aset dikurangi liabilitas lalu dapat deh angkanya. Yang perlu kita garis bawahi adalah kalau barang yang kita punya masih dicicil, itu masuknya ke utang bukan aset.

Bagimana kalau setelah dihitung Net Worthnya minus? Maka, yang perlu kita lakukan adalah mengurangi jumlah utang terlebih dahulu sampai angka Net Worth menjadi 0. Dari situ kita bisa melakukan penambahan aset.

2. PAY YOURSELF FIRST

Kalau kita susah untuk menabung atau investasi, coba mulai terapkan Pay Yourself First. Singkatnya setiap dapat pemasukan, hal pertama yang kita lakukan sebelum bayar tagihan dan kebutuhan lainnya adalah : nabung/investasi dulu. Kalau langkah ini dijadikan kebiasaan, kita nggak perlu khawatir uangnya keburu terpakai sebelum menabung. Ingat, ya. Sisihkan bukan sisakan.

Artian Pay Yourself First sebetulnya tidak hanya menabung atau berinvestasi secara keuangan saja, tapi juga bisa dilakukan dengan cara menambah ilmu loh. Karena diri kita adalah investasi terbaik. Bahkan menurut Warren Buffett, investor saham terkaya di dunia pun pernah bilang bahwa “The Best Investment you can make is in Yourself” atau investasi terbaik adalah dirimu sendiri.

3. PUNYA TUJUAN KEUANGAN

Kita pasti pengen sekolahin anak di sekolah/kampus terbaik di Indonesia. Iya kan? Pengen punya rumah impian, punya kendaraan favorit. Bener nggak? Itu namanya tujuan keuangan. Berdasarkan tujuan inilah, investasi menjadi terarah disesuaikan tujuan, berapa lama lagi dan berapa biaya yang dibutuhkan di masa depan. Jangan lupa untuk ditentukan nilai masa depannya, supaya dipersiapkan sedini mungkin.

4. DISIPLIN DENGAN RENCANAMU

Setelah semua dilakukan, kita harus ingat rencana keuangan dan jangan lupa untuk evaluasi setiap 3 bulan hingga 12 bulan sekali, supaya tidak ada rencana yang melesat dan berakhir tujuan keuangan menjadi angan-angan & keuangan keluarga menjadi berantakan.

Budgeting itu sebenarnya mudah karena kita tahu berapa nominal pemasukan kita lalu tinggal list pengeluaran apa saja. Untuk budgeting sendiri, kita bisa pakai pola paling gampang, yaitu 50/30/20 atau bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing.

Lima puluh persen pendapatan bisa digunakan untuk kebutuhan bulanan, seperti makanan, bayar listrik, bayar air, pendidikan anak, dan lain sebagainya. 30% digunakan untuk keinginan dan bayar cicilan. Nggak apa-apa jika kita ingin sesekali bertamasya dengan keluarga, tapi ingat hal ini baru bisa digunakan setelah dana 50% sudah aman tersimpan dan dana pelunasan cicilan tidak terganggu.

Dua puluh persen lagi bisa kita gunakan untuk investasi, karena investasi dapat menjadi salah satu alat yang dapat membantu untuk mencapai goals atau tujuan hidup di masa depan.

Financial Planning | Ibu2 Canggih x Pina

Bagian paling bawah dari piramida financial planning adalah pondasi dari keuangan kita sendiri, di mana keuangan dibentuk berdasarkan pengelolaan arus kas (Cash Flow). Utang atau pinjaman serta memiliki dana darurat. Nah, untuk budgeting sendiri adalah dalam proses mencakup pengelolaan arus kas dan utang.

Lalu dana darurat digunakan ketika kita mengalami hal-hal yang tidak terencana seperti harus berobat ke rumah sakit, gadget rusak atau ban mobil pecah. Disarankan minimal 6x-12x pengeluaran bulanan untuk dana darurat supaya tidak panik-panik ajaib ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Selanjutnya manajemen risiko, di mana kita wajib memiliki asuransi kesehatan minimal BPJS kesehatan, atau kalau punya asusrasi kesehatan swasta malah lebih baik. Kalau asuransi penyakit kritis dan asurasi jiwa akan lebih baik dimiliki oleh kepala keluarga karena asuransi ini adalah pengganti sumber pendapatan kepala keluarga apabila hal buruk terjadi.

Kalau semua sudah terpenuhi, kita wajib banget hukumnya untuk berinvestasi dengan tujuan keuangan tertentu. Dengan adanya tujuan keuangan, berinvestasi pastinya jadi lebih terarah. Tujuan keuangan yang dimaksud seperti membeli kendaraan, rumah idaman, pendidikan anak, dll. Serta jangan lupakan bahwa akan ada masa pensiun.

Jadi, sejak dini sudah mulai dipersiapkan, ya. Instrumen keuangannya apa saja sih yang tersedia dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk berinvestasi? Ada deposito, obligasi, reksa dana, saham, dan Peer to Peer Lending.

Lalu yang terakhir adalah Distribusi Kekayaan kepada generasi-generasi di bawah kita, tujuannya mencegah adanya sengketa dan berkeadilan terhadap generasi di bawah kita, tapi mungkin akan dibahas lebih detail di lain waktu karena penjelasannya cukup panjang.

Dalam piramida perencanaan keuangan yang sudah dihabarkan, setelah proses budgeting dan cash flow management, kita akan diberikan arahan selanjutnya yaitu berinvestasi.  Nah, untuk berinvestasi ada yang dilakukan secara mandiri, di mana kitalah yang memilih instrumennya dan menciptakan portofolio secara mandiri. Ada juga yang dikelola oleh professional bernama Manager Investasi yang berlisensi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Apabila kita ingin mengelola secara mandiri, seperti instrument saham, maka wajib untuk menganalisa secara mandiri dan mendalam. Bahkan mencari tahu risiko yang terkandung dalam instrument tersebut hingga risiko perusahaan yang mau kita investasikan. Apabila kita ingin dikelola oleh professional pun tidak terlepas dari risiko seperti kasus hukum yang didapat oleh Manager Investasi atau gagal bayar alias wanprestasi.

Udah sampai sejauh ini, sudah ada bayangan? Yuk, lakukan budgeting dan management keuangan agar tak ada lagi namanya generasi sandwich. Cukup orang tua kita yang mungkin masih menjadi generasi sandwich, kita sebagai penerus harus memutuskan tali agar tidak terus terulang.

Posting Komentar untuk "BUDGETING DAN MANAGEMENT UTANG UNTUK SANDWICH GENERATION"